Sabtu, 21 Maret 2009
Menciptakan penghasilan (Fundraising Zakat)
Alasan mengapa perlu menghasilkan pendapatan pada umumnya sama dengan alasan mengapa perlu menggalang dana :
- Agar dapat bertahan hidup
- Agar mendapat dana untuk perluasan dan pembangunan.
- Agar tidak terlalu tergantung pada lembaga donor asing dan sumber dana lainnya.
- Agar dapat membangun kelompok pendukung dalam masyarakat.
- Agar dapat mewujudkan organisasi yang kokoh dan berumur panjang.
Menciptakan penghasilan adalah mengembangkan sendiri suatu usaha komersial atau ikut serta dalam suatu usaha komersial, dengan tujuan mendapat untung. Laba yang diperoleh digunakan untuk membiayai kegiatan utama organisasi. Ini kedengarannya sederhana dan logis untuk dilakukan dalam tangan yang tepat dan bila dikelola dengan baik menciptakan penghasilan memang suatu hal yang sederhana. Namun pengalaman berbagai organisasi menunjukan bahwa menciptakan penghasilan ternyata lebih sukar dari pada yang dibayangkan, banyak pikiran dan tenaga yang harus dikerahkan sebelum ide itu dapat dilaksanakan.
Modal awal dalam menciptakan penghasilan antara lain adalah :
• Pendidikan
• Kepercayaan diri
• Inisiatif
• Modal
• Kesempatan
Pendidikan
Unsur daya pikir, pengetahuan, kepandaian, intelektual, atau unsur kognitif mencirikan tingkat penalaran (reasoning) yang dimiliki oleh seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang. Kemampuan inilah yang membedakan manusai dari binatang. Kemampuan ini pula yang memberikan perbedaan daya kreatifitas seseorang bahkan suatu bangsa yang menyebabkan perbedaan kemakmuran dan kejayaannya.
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan pengetahuan seseorang. Makin tinggi dan makin luas pendidikan yang diperoleh, maka makin tinggi dan makin luas pula pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang dapat juga berkembang dari hasil belajar sendiri atau self study.
Kepercayaan Diri
Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada. Optimisme dan keberanian yang melampaui batas kemampuan sering disebut over optimistic atau terlalu berani atau nekad. Tentu saja dalam hal yang terlalu atau lewat batas tersebut kemungkinan berhasil adalah kecil. oleh sebab itu, sebaiknya optimisme dan keberanian mengambil resiko di dasarkan perhitungan yang benar-benar matang dan disesuaikan dengan tingkat kepercayaan diri yang ada. Keberanian yang tinggi pada perhitungan yang masak dan didasari kepercayaan diri yang tinggi pula akan dapat membuahkan sukses yang besar, minimal jika kurang berhasil hanya akan merugi sedikit.
Inisiatif
Inisiatif berasal dari kata initiate yang berarti memulai. Pengertian memulai adalah tindakan awal yang diambil oleh seseorang sehingga suatu pekerjaan dapat terlaksana. Inisiatif sangat penting bagi setiap wiraswastawan tanpa adanya daya inisiatif sulit akan dapat berbuat sesuatu dan dalam bidang bisnis akan selalu kalah cepat untuk merebut kesempatan. Inisiatif mutlak di perlukan bagi seseorang manajer atau pimpinan untuk mengarahkan anak buah mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan atau masyarakat. Tanpa ada inisiatif, maka lembaga atau perusahaan yang di pimpinnya akan statis dan bahkan mungkin makin mundur dan hancur.
Modal
Modal merupakan faktor penting dan sangat menentukan untuk dapat memulai dan mengembangkan suatu bisnis. Modal dalam suatu bisnis adalah seperti bahan bakar atau energi awal penggerak sebuah motor. Makin besar motor yang harus digerakan, makin besar pula energi yang diperlukan. Sebaliknya makin besar bahan bakar atau energi yang ada akan makin besar pula daya yang dapat dihasilkan. Demikian juga modal, makin besar modal yang ada makin besar pula kemungkinan ukuran bisnis yang dapat dijalankan. Bisnis kecil cukup dengan modal kecil dan sebaliknya untuk bisnis yang besar diperlukan modal yang besar pula.
Kesempatan
Perlombaan dan persaingan bukan hanya terbatas antar perusahaan tetapi juga antar Negara dalam menciptakan dan memproduksi barang baru dengan teknologi yang makin canggih. Inilah tantangan bagi bangsa-bangsa yang sedang berkembang untuk terus berusaha dan bekerja keras mengejar ketinggalan dari Negara maju yang semakin menguasai teknologi modern. Walapun demikian, diantara kemajuan dan perkembangan teknologi tersebut masih banyak sela dan celah-celah yang dapat dimasuki seseorang atau suatu bangsa untuk mengembangkan bisnis.
Peluang
Ini terdiri atas upaya menciptakan kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Misalkan misi sebuah LSM adalah meningkatkan pendapatan penduduk dengan cara menciptakan berbagai peluang untuk mengembangkan usaha mandiri. Sebagai langkah awal, LSM itu membantu penduduk membuat sesuatu yang ada konsumennya di tingkat lokal (misalnya : keranjang, alat pertanian, sabun atau pakaian) atau di luar negeri atau kota besar (misalnya : kerajinan tangan, atau makanan khas). Organisasi itu memberikan kredit dan pelatihan teknik, dan memberikan advis tentang pengendalian mutu dan pemasaran, sehingga penduduk dapat menjual hasil kerja mereka pada harga yang pantas dan dengan demikian mendapat penghasilan yang lebih baik.
Ada sebuah aspek yang sangat berharga dari pendekatan ini, adalah kegiatan usaha itu berfungsi sebagai pengontrol kenyataan bagi organisasi itu. Jika saran dan dukungan yang diberikannya bagus, kegiatan usaha itu berhasil dan itu berarti LSM itu berhasil. Bila buruk atau tidak tepat, kegiatan usaha itu gagal, dan itu berarti LSM itu juga gagal.
Aspek yang paling penting dari perusahaan semacam ini, dalam arti LSM membiayai dirinya sendiri dari persentase tertentu dari pendapatan yang dihasilkan program yang diciptakannya bagi kelompok sasarannya adalah :
Pilihan produk atau jasa untuk ditawarkan
Modal kerja yang cukup
Perhatian penuh pada konsumen dan kebutuhan mereka
Harga yang pantas
Faktor-faktor peluang usaha antara lain adalah :
1. Pertambahan penduduk dan permintaan
2. Kebutuhan manusia berkembang
3. Kebutuhan pangan
4. Kebutuhan sandang
5. Kebutuhan akan tempat tinggal atau pemukiman
Masalah dan persoalan
Hidup itu adalah sebuah masalah, dan karena masalah dalam hidup itulah yang menyebabkan manusia dapat mengembangkan pikiran yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat menghadapi masalah itu dengan sifat kedewasaan.
Dalam penggalangan dana banyak sekali masalah dan persoalan yang muncul, karena dalam pengggalangan dana itu melibatkan orang, badan, instansi, dan organisasi-organisasi lainnya yang sama-sama mencari keuntungan.
Untuk itu beberapa langkah-langkah yang dapat menyebabkan sebuah masalah di dalam penggalangan dana, antara lain :
a. Perlu pendekatan bisnis
b. Keyakinan bahwa menciptakan penghasilan itu penting, dan kemasan usul proyek yang lebih baik.
c. Kehilangan visi
d. Pajak dan hukum
e. Khawatir menjadi pemeras
f. Perasaan anti bisnis
Memulai
Sumber modal untuk kegiatan usaha
Langkah paling penting yang harus diambil untuk memulai kegiatan menghasilkan pendapatan adalah mengambil keputusan untuk melakukannya. Mencoba mencipta sendiri penghasilan bagi organisasi anda kemungkinan besarakan sangat berbeda dari cara-cara yang biasa anda lakukan selama ini untuk menggalang dana dari donor dalam negeri atau asing. Karena itu penting bahwa organisasi harus memikirkan ide itu masak-masak.
Berbagai macam sumber modal, antara lain :
- Dari barang
- Dari meminjam, menyewa atau menggunakan
- Dari tabungan
- Dari hibah
Strategi yang digunakan dalam pencarian penghasilan dana zakat adalah :
Kampanye Media
yaitu strategi yang dilakukan oleh LSM dalam rangka membangkitkan kepedulian masyarakat melalui berbagai bentuk publisitas pada media massa. Kampanye ini diarahkan kepada dua orientasi, yaitu yang pertama terbentuknya citra kondisi masyarakat yang kesulitan seperti contohnya penderitaan para korban bencana. Dan yang kedua adalah sosialisasi bahwa LSM tersebut melakukan penghimpunan dana untuk membantu masyarakat yang kesulitan tersebut. Beberapa teknik yang dilakukan antara lain adalah :
Membuat Berita
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat Press Release, undangan peliputan kegiatan, penyediaan kolom khusus informasi kegiatan, forum dialog atau diskusi dengan wartawan dan kunjungan ke media massa.
Memasang Iklan
Teknik ini dilakukan dengan cara memasang berbagai iklan di media massa, baik iklan yang berisi gambaran tentang kondisi masyarakat yang kesulitan, untuk membangkitkan kesadaran publik maupun iklan yang berisi informasi bahwa LSM tersebut melakukan penghimpunan dana dan membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan. Iklan yang dipilih bisa berbentuk advertorial atau display.
Direct Fundraising,
yaitu strategi yang dilakukan oleh LSM dengan cara berinteraksi langsung dengan masyarakat, khususnya yang berpotensi menyumbangkan dananya. Strategi Direct Fundraising ini dilakukan dengan tujuan bisa mewujudkan donasi masyarakat seketika atau langsung setelah terjadinya proses interaksi tersebut. Teknik yang dilakukan antara lain :
Direct Mail, yaitu teknik penggalangan dana yang dilakukan dengan cara mengirimkan surat kepada masyarakat calon donatur. Surat tersebut isinya adalah gambaran kondisi masyarakat yang akan dibantu atau program yang akan dilakukan, informasi tentang lembaga dan mekanisme yang bisa dilakukan masyarakat kalau hendak mendonasikan dananya. Misalnya penyebutan nomor rekening dan form kesediaan donasi yang harus diisi.
Telefundraising, yaitu teknik penggalangan dana yang dilakukan dengan cara melakukan kontak telepon kepada masyarakat calon donatur. Telepon ini umumnya dilakukan sebagai follow up dari surat yang telah dilakukan atau pertemuan yang pernah dilakukan.
Pertemuan Langsung, yaitu teknik penggalangan dana yang dilakukan dengan cara melakukan kontak secara langsung dengan masyarakat calon donatur. Selain berdialog langsung, maka pertemuan ini juga biasanya digunakan untuk membagikan brosur, leaflet atau barang cetakan lain guna mendukung keberhasilan penggalangan dana. Tidak sedikit pula pertemuan ini digunakan untuk menghimpun donasi secara langsung.
Kerjasama Program, yaitu strategi yang dilakukan oleh LSM dengan cara bekerjasama dengan organisasi atau perusahaan pemilik dana. Dalam hal ini LSM mengajukan proposal kegiatan kepada sebuah organisasi atau perusahaan. Proposal tersebut dipresentasikan di hadapan personil yang mewakili organisasi atau perusahaan. Dalam proposal tersebut harus termuat manfaat proposal bagi masyarakat yang dibantu, bagi organisasi atau perusahaan yang akan membiayai program dan bagi LSM tersebut. Dalam proposal tersebut digambarkan sekilas hak dan kewajiban masing-masing pihak. Mekanisme bentuk donasi yang bisa dilakukan oleh organisasi atau perusahaan seperti bantuan langsung dari dana sosial yang sudah dianggarkan, penyisihan laba perusahaan atau dari potongan setiap transaksi belanja konsumen perusahan.
Fundraising Event, yaitu strategi yang dilakukan oleh LSM dengan cara menyelenggarakan sebuah event untuk pengumpulan dana. Misalnya adalah malam amal, lelang lukisan, lelang busana tokoh terkenal, lelang karya tokoh, konser musik amal atau bentuk event lain yang digunakan untuk penggalangan dana.
Daftar Pustaka
- Geni Achnas, Michael Norton, Menggalang Dana, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2002.
- Soesarsono, Pengantar Kewiraswastaan, Bogor, 1993
- http://usaha-mikro-peluang-bisnis.html
- http://amilzakat.blogspot.com/2007/01/strategi-penggalangan-dan-pendayagunaan.html
Manajemen Fundraising Zakat STUDI KASUS POLA DAN STRATEGI PENGGALANGAN DANA SOSIAL
Dompet Dhuafa Republika (galang ZIS lewat marketing)
Pola dan Strategi Penggalangan Dana
Melakukan penggalangan dana umat secara profesional dan inovatif. Seperti layaknya lembaga filantropi modern, dengan menggunakan strategi direct mail, media campaign, membership, special event dan Zakat On-line, galang dana lewat strategi modern lainnya dalam menggalang dana Zaqkat, Infaq, Shodaqoh, Waqaf dan Qurban. Pengemasan daging Qurban dalam kornet, dan sebagainya.
a. Direct mail
Untuk meningkatkan efektivitas biaya timnya, Juwaini pertama kali mengembangkan mailing list, mengumpulkan nama dan alamat yang dikumpulkan dari perusahaan atau aosiasi bisnis juga oragnisasi nirlaba, seperti IPHI, ikatan Advokat dll. Keberhasilan dari direct mail ini cukup kecil. Dari 50 surat yang dikirim setiap harinya rata-rata hanya 1 sampai 2 orang saja yang terjaring sebagai donator.
b. Kampanye di media/ media campaign
Kami memilih Republika, tabloid Adil dan Tabloid Tekad sebagai sarana promosi dan penggalangan dana dari masyarakat. Ketiga media di atas dipilih karena pembaca utamanya komunitas muslim yang menjadi target utama mereka. Ketiganya menjangkau 300.000 pembaca yang kebanyakan kelas menengah dengan penghasilan yang tinggi. Penyumbang juga dapat melihat nama mereka dala daftar penyumbang yang dipublikasikan secara teratur oleh DD melalui media tersebut. Mereka juga diberikan informasi ke mana sumbangan deserahkan.
c. Keanggotaan
Produk yang dipilih untuk strategi ini adalah kartu keanggotaan yang dinamai Kartu Ukhuwah (KU) yang berarti kartu silaturhmi. Agar kartu bernilai bagi penyubang , DD membuat perjanjian dengan Bank komersial, Bank Muamalat Indonesia, KartUkhuwah berfungsi sebagai kartu ATM di BMI.
d. Menggalang dana perusahaan
Ada tiga program kerja sama yang dilakukan DD dengan beberapa perusahaan :
v Zakat Perusahaan
DD menawarkan program kerja sama dengan perusahaan atau kelompok karyawan pearusahaan untuk mengelola dana ZIS yang mereka keluarkan. DD juga menawaarkan program siosial seperti beasiswa aau bantuan social untuk biciayai lewat ZIS yang terkumpul dari perusahaan itu.
v Program pendukung
Dalam program kerja sama ini perusahaan menyerahkan sejumlah dana untuk mendukung sebuah program yang dilakukan DD. Misalnya API (Asosiasi Pertambangan Indonesia), pertamina masing-masing menyerahkan Rp.100 juta dan Rp.10juta untuk mendukung program beasiswa yang dikembangkan DD.
v Cause related marketing
Perusahaan menyisikan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang dijual atau ari transaksi penjualan. Misalnya, PT Dunkindo Lestari yang memproduksi makanan Dunkind Donuts menyisikan Rp.100 dari setiap transaksi yang terjadi di seluruh tokonya.
Kesan profesionalisme juga nampak dengan adanya devisi khusus penggalang dana atau devisi marketing yang menjadi semacam ”mesin pencari” dana lembaga tersebut. Lewat divisi inilah berbagai program yang berkaitan dengan penggalangan dana digarap, seperti merancang strategi fundraising, melakukan kampanye, mencari donatur baru, menyusun data base, dan kegiatan lainnya. Untuk menjaga komunikasi dan loyalitas donaturnya, DD memberikan fasilitas khusus kepada mereka., memberikan kartu anggota yang berfungsi sebagai kartu diskon di beberapa perusahaan yang menjadi mitra mereka. Kartu ini juga berfungsi sebagai kartu ATM yang memudahkan donatur dalam menyalurkan sumbangannya. Mereka juga berupaya menjaga menjaga hubungan baik dengan para donatur dengan cara mengirimkan souvenir, kartu lebaran, atau kartu ulang tahun, dan majalah gratis pada para donatur. Selain itu, beberapa lembaga juga memberikan pelayanan jemputan atau pengambilan bagi donatur yang ingin dananya diambil di rumahnya.
Dengan begitu mereka merasa lebih dihargai dan menjadi donatur yang loyal. Dengan strategi itulah lembaga tersebut berhasil meraih kepercayaan masyarakat dan menggalang dana dalam jumlah besar. Dengan dukungan dana umat inilah mereka bisa sustainable dalam mendanai program maupun lembaganya. Keberhasilan tersebut tentu membanggakan mengingat lembaga-lembaga sosial lainnya masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana
Yayasan Imdad Mustad’afin (YASMIN) ”barang bekas membuat cerdas”
Pendahuluan
Pernahkah terfikir barang-barang bekas layak pakai anda bermanfaat untuk menyelamatkan kelangsungan pendidikan dan masa depan anak-anak keluarga kurang mampu? Pernahkah terbayang sepotong pakaian bekas atau perabotan rumah tangga anda dapat menjadikan anda orang tua asuh bagi mereka..?
Itulah petikan salah satu iklan yang dipaasang Yayasan manusia Indonesia yang sekarang berubah menjadi Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin), di beberapa surat kabar. Yayasan ini memang berupa menggali dana dari masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan yang dihadapi anak-anak kurang mampu. Salah satunya lewat pengumpulan dan jual beli barang-barang bekas yang layak pakai.barang-barang yang terkumpul dari hibah barang bekas masyarkat kemudian dijual kembali melalui took barbeku milik yasmin. Hasil penjualannya, setelah dikurangi dengan biaya operasional, digunakan untuk membiayai program-program pendidikan yang dikelola yasmin.
Memberdayakan Madarasah
Berdiri juni 1998, Ir. Haedar Bagir, MA meresmikan yasmin, yasmin merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki misi meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui pemberdayaan lembaga pendidikan.
Program awal yang digagaas yasmin mendirikan toko BBM (bursa barang murah), pertengahan 1998, usaha took BBM ini kemudian berkembang tidak hanya sebatas menjual barang bekas hasil hibah donatur, tapi sudah meluas pada jual beli secara professional.dan omzet pada tahun 2000 penjualan took BBM sudah mencapai Rp. 395,8 juta.
Strategi Penggalangan Dana
a. Hibah Barang Bekas
Program ini dimulai dengan mengumpulkan barang-barang bekas dari teman-teman dekat para pengurus yasmin. Untuk mendapatkan donatur yang lebih luas, yasmin kemudian memasang iklan di harian Republika untuk mengenalkan program hibah ini pada masyakat. Dari juni 1998 sampai desember 1999, hasil penjualan barang hibah mencapai lebih dari Rp. 49,6 juta. Hasilnya dipakai untuk kegiatan pemberian beasiswa kepada anak-anak fakir miskin sebanyak 708 orang. Sampai juni 2000, tercetat 150 orang donator hibah barang total barang yang berhasil dihimpun senilai Rp. 44. 237. 300.
b. Toko Barbeku
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, toko barbeku mengmbangkan tiga model usaha ; penjualan barang hibah, titip jual barang dan jual beli barang. Sampai tahun 2000 kegiatan penjualan barang hibah ini telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 74.571.650, hasil penjualan barang titipan ini mencapai Rp. 600.103.275, april tahun 2000, omzet kegiatan jual beli barang si barbeku mencapai Rp. 448.111.700, omzet ketiga bentuk usaha dilakukan Yasmin itu mencapai Rp. 1,2 miliar.
c. Program Anak Asuh
Yasmin memulai program “1000 anak asuh” program ini berisi ajakan terhadap masyarkaat untuk terlibat dalam program itu dengan menyumbangkan dana untuk beasiswa mereka. Program ini ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Pada tahun pertamam pelaksanaan program ini 1998-1999, yasmin berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 138,4 juta. Dana ini dipakai untuk pembayaran beasiswa 708 anak asuh dari target 1000 anak asuh. Pada tahun 1999-2000 tarhimpun dana Rp. 212,7 juta yang disalurkan pada 1200 anak asuh.
d. Direct Mail Dan Pendekatan Pribadi
Selain metode direct mail agar menjadi donatur tetap, yasmin mengirim buletin Warta Yasmin yang diterbitkan yayasan. Lewat buletin itu mereka bisa mengenal Yasmin dan program-program yasmin dan juga laporan rincian hasil sumbangan donatur.
e. Kampanye Media
Yasmin biasanya muncul setiap sabtu di Republika. Selain Republika yasmin juga memasang iklan di Tabloid Adil, Tabloid Daulat Rakyat, Harian Duta Masyarakat, Harian Warta Kota. Kami melihat pembaca media yang kita pilih sesuai atau cukup dekat dengan profil donator yang selama ini menyumbang dananya kepada yasmin.
f. Kegiatan Khusus
Kegiatan pertama yang digelar Yasmin adalah peluncuran yaysan 8 Desember 1998, lima bulan setelah Yasmin berdiri, selain peresmian yayasan acara ini juga diisi dengan pencanangan program 1000 anak asuh dan peluncuran serta diskudi buku “madrasah dan tantangan modernitas,
g. Profil Donatur
Donatur Yasmin bisa dikategorikan menjadi dua bagian. “ada donor yang memberikan dana atau menghibahkan barang khusus untuk program beasiswa. Dana dari donatur yang memberikan sejumlah dana atau hibah barang dan menyerahkan kepada yasmin untuk mengelola dan menggunakannya untuk program-program Yasmin.
Daarut Tauhiid (dari kencleng ke dana produktif)
1. Sejarah Daarut Tauhiid
Sejarah Yayasan Daarut Tauhiid berawal tahun 1987, ketika beberapa mahasiswa dari beberpa perguruan tinggi di Bandung yang tergabung dalam KWIM (Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta) merintis usaha wiraswasta. Kelompok yang dikoordinir Abdullah Gymnastiar ini membuka beberpa usaha kecil, agen Koran, percetakan dll.
Kegiatan KWIM ini dari hari kehari semakin berkembang seiring dengan makin banyaknya masyarakat yang mengikuti kegiatan mereka. Untuk mewadahinya maka pada 4 september 1990 mereka secara resmi mendirikan Yayasan Daarut Tuhiid. Kegiatan kelompok itu kemudian dipusatkan di daerah Geger Kalong dengan menyewa sebuah rumah kontrakan sederhana berkamar 20 yang sebelumnya dipakai tempat kost mahasiswa. Di tempat inilah, yaysan membangun pesantren (Lembaga Pendidikan Islam) sebagai basis kegiatan pendidikan, ekonomi, maupun dakwah.
Menjelang akhir 1997, sarana perekonomian menjadi lebih lengkap dengan didirikannya gedung Kopontren DT berlantai 4. tahun 1998, DT melengkapi unit usahanya dengan mendirikan Cottage Daarul Jannah. Dari berbagai unit usaha yang ada, nilai penghasilan yang diraih lebih dari Rp. 400 juta perbulan. Nilai asetnya per Desember 2000 mencapai Rp. 8 miliar.
Berawal dari rapat Pengurus Yayasan Daarut Tauhiid pada tanggal 16 Juni 1999, yang memahami keadaan dana ZIS yang dikelola oleh Pesantren Daarut Tauhiid pada saat itu belum optimal dan timbulnya pemikiran untuk juga mengoptimalkan potensi jamaah Pesantren Daarut Tauhiid sehingga diputuskan bahwa perlu ada peningkatan kinerja Badan Pengelola zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) secara profesional, amanah dan jujur, berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah. Untuk itu, diperlukan juga strategi-strategi baru yang efektif dan efisien dalam mengelola dana yang dihimpun dari ZIS, sehingga pada gilirannya dapat menjadi suatu kekuatan ekonomi masyarakat. Berangkat dari pada hal ini maka Yayasan Daarut Tauhiid memutuskan untuk mendirikan Dompet Peduli Ummat (DPU).
Dari aspek legal formal, DPU-DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 19 Agustus 2002. Di tahun 2004 DPU-DT berhasil menjadi LAZNAS pada tanggal 13 Oktober 2004 sesuai dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004.
2. Melembagakan fundraising
Dompet Peduli Umat (DPU) merupakan lembaga khusus yang dibentuk untuk menggalang dana masyarakat. Dibentuk awal 2000, setelah pengurusan yaysan melakukan kunjungan pada bulan Juli 2000 Aa Gym mendapat undangan ceramah dari Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya pada acara silaturahmi donatur Donatur YDSF dan sekembalinya dari sanalah Aa Gym memiliki semangat baru untuk mengembangkan DPU dengan menyebarkan 10.000 lembar formulir penawaran donatur tetap DPU. Alhamdulillah sampai saat ini jumlah donatur yang menjadi anggota DPU sejumlah 34.561 orang.
3. Pola dan strategi penggalangan dana
DPU-DT secara efektif menjalankan aktifitasnya pada bulan Juni 2000, strategi-strategi pengggalangan dana yang dilakukan DPU DT diantaranya sebagai berikut :
1. Kencleng Umat
Adanya kerjasama antara Pesantren Daarut Tauhiid dengan Radio Paramuda 93.9 FM kemudian atas permintaan masyarakat, acara ceramah direlay dua radio lain di Bandung, yakni Radio Gabesha FM, dan Radio Ditasari FM. Dalam acara ceramah subuh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), telah melahirkan ide untuk mendirikan stasiun radio sendiri yang dananya berasal dari para pendengar siaran ceramah subuh, maka pada bulan Juli 1999 DPU DT memulai program “Kencleng Ummat” untuk menghimpun dana guna pembuatan stasiun radio ummat, dengan slogan “Kencleng Ummat, kucruk…kucruk…kucruk”
2. Kampanye di Radio
Tanggal 9 Desember 1999 lahirlah stasiun radio ummat yang diberi nama “MQ 1026 AM Radio Ummat” yang dihasilkan dari uang pecahan Rp.100,- yang dihimpun oleh ummat selama lebih kurang 6 bulan (Juli-Desember) melalui Dompet Peduli Ummat. MQ menjadi semacam Brand Image bahwa radio lebih mengkhusukan pada pendidikan, dakwah, informasi, danpenggalangan dana umat. Dana yang terhimpun mencapai Rp.1-2 juta per bulan.
Baitul Maal Muamalat (WAQTUMU) “wakaf tunai muamalat
1. Pendahuluan
Memasuki tahun 2000 tepatnya tanggal 16 Juni, dua direksi BMI pada waktu itu, A. Riawan Amin dan Suhadji L., bersama Wahyu Dwi Agung membentuk Baitulmaal Muamalat (BMM) yang independen dan terpisah dari struktur BMI. Berikutnya pada tahun 2001 BMM secara resmi mendapatkan pengakuan hukum dari Departemen Agama RI sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional.
Nama Baitulmaal berasal dari kata dalam bahasa arab. Bait berarti rumah dan maal berarti harta. Pada masa awal terbentuknya masyarakat Islam di jazirah Arab, Baitulmaal merupakan sebuah institusi yang menangani penghimpunan dan pendistribusian dana zakat. Selain itu lembaga ini memiliki kewenangan meng-audit kekayaan orang-orang kaya dan menentukan besaran zakat yang harus dikeluarkan.
Peran dan fungsi BMM pada dasarnya mengacu pada definisi baitulmaal pada masa awal pemben-tukannya. Namun dalam perjalanannya BMM tumbuh dan membangun kompetensi sebagai jembatan pemberdayaan usaha mikro di Indonesia.
Bmm memiliki seperangkat prinsip kerja yang menjadi spirit dalam mengembangkan diri dan memberi nilai tambah kepada seluruh stakeholder. Prinsip tersebut terdiri dari :
• independen
• amanah
• profesional
• sesuai kaidah
2. Manfaat Waqaf Tunai Muamalat
• Hasil pengelolaan wakaf tunai dapat terdistribusi dengan tepat kepada yang berhak.
• Memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada peserta sebagai amaliah yang terus mengalir dunia dan akhirat.
3. Layanan untuk Waqif
• Laporan perkembangan dan penyaluran dana wakaf dikirim atau diumumkan melalui media masa setiap awal tahun
• Sebagai bukti kepesertaan adalah sertifikat Wakaf Tunai Muamalat
• Layanan informasi posisi dana peserta dan lain-nya dapat dilakukan via telepon
REFERENSI
1. Website Dompet Dhuafa, BMM, Daarut Tauhiid,
2. Lili bariadi, Muhammad Zeindan M. Hudri. Zakat & Wirausaha.Pustaka Amri. 2005
3. Zaim Saidi, dkk. Pola dan Strategi Penggalangan Dana Sosial di Indonesia. Pirac
ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Latar Belakang dan Sejarah
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya serta pendidikan dan kebudayaan Negara Indonesia sebagai bangsa yang berkembang sudah sedikit banyak melakukan peningkatan-peningkatan terhadap banyak hal, terutama dalam bidang pendidikan. Meningkatkan peningkatan-peningkatan dalam bidang pendidikan ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkukuh persatuan dan kesatuan, membentuk kepribadian bangsa dalam menghadapi tantangan global.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan globalisasi informasi, menuntut perlunya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mampu melanjutkan pembangunan bangsa. Kualitas SDM yang diharapkan adalah yang mampu melaksanakan, mengembangkan dan menciptakan iptek, sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Pengembangan SDM sebagaimana yang diharapkan tersebut merupakan keharusan dan tanggung jawab utama pemerintah. Pada level pendidikan dasar dan menengah, pemerintah harus mampu menyiapkan dan menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan iptek baik yang diimpor dari luar maupun yang diciptakan sendiri di Indonesia. Pada level pendidikan tinggi, khususnya strata 1 (S1) dan strata 2 (S2), harus mampu menyiapkan dan menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan iptek. Pada lembaga pendidikan tinggi yang menyiapkan tenaga-tenaga dosen dan pendidik untuk level pendidikan tinggi, selain diharapkan mampu mengembangkan iptek juga harus mampu menyiapkan lulusan-lulusan yang dapat mentransformasikan Ilmu dan pengetahuan serta mendidik anak didiknya sebagaimana yang diharapkan, serta harus mampu menyiapkan dan menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan dan mengembangkan iptek melalui berbagai macam penelitian dan pengkajian yang terus menerus sesuai disisplin ilmu yang diembannya.
Untuk mendapatkan dan menghasilkan lulusan-lulusan sebagaimana yang diharapkan tersebut diatas, maka masukan (calon mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah harus betul-betul merupakan bibit unggul yang siap dilatih dan dididik. Selain itu mahasiswa hendaknya mempunyai kemampuan awal yang cukup memadai.
Materi tes hendaknya mengukur kemampuan awal mahasiswa. Sehingga calon yang diterima betul-betul mempunyai kemampuan awal dengan standar minimal yang diharapkan dan dibutuhkan.
Negara Indonesia yang dulu kita kenal sebagai Negara maritime, agraris, serta menjadi Negara berkembang saat ini.Begitu pula halnya pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang pada awalnya bernama Institut Agama Islam Negri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada mulanya lembaga pendidikan ini berbentuk akademi dinas dengan nama ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama ) pada tahun 1957-1960. ADIA merupakan sebagian fakultas di IAIN Al jami’ah Al Islamiah Al Hukumiah yang berpusat di Yogyakarta pada tahun 1960-1963, kemudian berubah nama menjadi IAIN Syarif Hidayatulah Jakarta pada tahun1963.
Dilihat pada catatan sejarah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berdiri karena adanya suatu gagasan dan adanya hasrat yang kuat dikalangan umat Islam Indonesia untuk menyiapkan calon-calon pemimpin yang kuat, mampu berjuang dan membangun bangsa melalui jalur keagamaan.[1]
Gagasan dan hasrat ini muncul dan mulai bergerak sejak jaman Penjajahan Belanda ditandai dengan berdirinya sebuah pesantren pada tahun 1940 yang diberi nama Pesantren Luhur dipelopori oleh Satiman Wirosandjojo. Pesanteren ini merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam di Indonesia. Usaha ini mendapatkan hambatan karena adanya usaha penggagalan dari pihak Belanda, karena masa itu pemerintah Belanda memiliki posisisi yang sangat kuat di Indonesia.[2]
Ketetapan MPRS Nomor : 1/RIS/1963 lampiran A, ada 5 menegaskan bahwa MPRS meminta adanya perluasan IAIN di kota-kota lain seiring pula dengan perkembangan IAIN di sebahagian kota-kota di Indonsia, Menteri Agama RI mengeluarkan surat keputusan Nomor 49 tanggal 25 Februari Tahun 1963 tentang pengembangan wilayah kordinator IAIN seluruh indonesia. Sejak inilah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. setelah mendapatkan tugas sebagai salah satu koordinator IAIN dibelahan barat[3].
Dan sampai sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah meluluskan ribuan alumni, dan pada saat ini penulis mencoba untuk menganalisis peningkatan mutu lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk dijadikan sebagai bahan pengetahuan dalam perkembangan kampus dan mahasiswa.
B. Landasan Teori
a. Landasan Falsafah Pendidikan
falsafah merupakan sifat dari kata filsafat. Berasal dari bahasa Yunani philosophia dari kata philos atai philem atau philia yang berarti cinta, dan dari kata Sophia yang berarti kebijaksanaan atau kearifan atau pengetahuan. Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan atau pengetahuan. Menurut Dardiri (1986), filsafat dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi pengetahuan dan aktifitas budi manusia. Dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari hakekat dari segala sesuatu yang ada. Dari segi aktifitas manusia, filsafat adalah aktifitas manusia yang secar radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang sesuatu yang ada. Jadi kalau kita berbicara tentang jenis pengetahuan yang disebut filsafat atau mungkin berarti suatu aktifitas budi manusia dalam mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
b. Pengertian Strategi
Strategi adalah sebuah proses yang sistematis dan berkesinambungan dimana orang dapat membuat keputusan-keputusan tentang tujuan yang ingin dicapai pada masa depan dan bagaimana tujuan tersebut harus dicapai dan bagaimana pula keberhasilan akan diukur.
Istilah strategi hampir selalu diartikan dengan arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang, Strategi juga diartikan dalam menentukan posisi organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya.[4] Strategi bisa diartikan sebagai suatu cara, siasat, akal atau tipu muslihat yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu[5] dimana cara-cara yang dipakai tersebut bersifat sangat komprehensif. Ketika suatu intitusi memiliki visi tertentu dengan misinya, maka lembaga harus mempunyai Strategi atau akal dan siasat agar visi dan misi tersebut dapat dicapai. Achmad S. Ruky (2003) menyebutkan bahwa :
Sedangkan Larence et al (1994) menjelaskan bahwa Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan Strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksana yang tepat oleh perusahaan. begitu juga menurut Mintzbggulan dkk. Dalam bukunya Strategy Process menjelaskan bahwa “Strategi adalah pola atau rencana yang terintegrasi dari tujuan organisasi, kebijakan-kebijakan dan urutan pelaksanaan kegiatan, perumusan Strategi yang baik dapat membantu menyusun dan mengalokasikan sumber daya organisasi secara unik dan tahan lama berdasarkan keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan, antisipasi perubahan lingkunagan dan gerakan-gerakan lainnya[6].
c. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strenghs, Weaknesses, Oportunities and Threats) adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistimatik dalam rangka merumuskan strategi perusahaan.[7] Organisasi atau intitusi. SW merupakan analisis internal organisasi, sedangkan OT merupakan analisis ekstrernal organisasi. Dalam praktek sehari-hari keduanya digabungkan sehingga disebut analisi SWOT atau TOWS.
C. Pembahasan
Analisis SWOT
· Kekuatan Internal Peningkatan Mutu Lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta :
1) Adanya fasilitas pendukung lainnya berupa sarana dan prasarana termasuk di dalamnya media pembelajaran.
2) Sistematis pembelajaran dan materi yang diperoleh oleh lulusan UIN tidak terlepas dari nilai-nilai spiritual agamis.
3) Mahasiswa mempunyai tempat-tempat penyaluran bakatnya yang dihimpun dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang disediakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Student Center.
4) Penanaman nilai-nilai moral yang ada dilingkungan sehingga menciptakan insan-insan akademis, praktis dan agamis.
5) Kemampuan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setara atau mungkin lebih baik dari pada perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya.
6) Kemampuan Mahasiswa dalam pengikuti diskusi dan pelatihan mengenai penambahan wawasan di dalam dan diluar negeri
· Kelemahan Internal Peningkatan Mutu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1) Masih rendahnya kemampuan SDM mahasiswa, sehingga sulit bersaing dengan PTN lainnya.
2) Masih lemahnya manajemen pendidikan yang ada di lingkungan kampus.
3) Kurangnya bahan ajar atau kurikulum dalam pemberian pengetahuan kepada mahasiswa.
4) Pihak pengajar kurang mampu memberikan kontribusi pengajaran sesuai dengan ilmu yang ia embank.
5) Banyak diantara Mahasiswa, yang memilih bidang studinya, tidak sesuai dengan bakat dan minatnya.
6) Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sering dipandang sebelah mata saja, berprasangka kemampuannya hanya mahir dalam bidang agama saja.
· Peluang exsternal Peningkatan mutu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1) Kesempatan bekerja sama dengan lulusan universitas lainnya dalam pertukaran ilmu pengetahuan juga pengalaman yang ada.
2) Kredibilitas lulusan UIN Jakarta yang tidak ada pada perguruan tinggi lain.
3) Masyarakat membutuhkan jasa konsultasi dan penelitian yang banyak melibatkan Mahasiswa.
4) Pengabdian diri kepada masyarakat dengan membangun lembaga-lembaga Islam diberbagai daerah yang ada.
5) Permintaan-permintaan mahasiswa lulusan UIN Jakarta dalam tantangan era globalisasi.
6) Pemanfaatan kemampuan Mahasiswa oleh intansi lain banyak dibutuhkan.
7) Adanya pemanfaatan pihak luar terhadap kemampuan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berprestasi untuk kerjasama dengan intansi lain.
· Ancaman external Peningkatan mutu Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1) Adanya lulusan dari PTN atau PTS lain yang memiliki kemampuan dan kompetensi lebih baik dari lulusan UIN Jakarta.
2) Dari segi financial akan terlihat agak besar.
3) Pengaruh PTN atau PTS lain yang menawarkan kompetensi lebih baik dari pada pengembangan kemampuan di UIN Jakarta.
4) Bertambahnya lulusan mahasiswa lain yang melakukan aktifitas yang sama seperti lulusan UIN Jakarta.
5) Bertambahnya tenaga kepakaran bagi dosen untuk Mahasiswa, sehingga mengakibatkan tingkat selektivitas yang sangat ketat.
6) Adanya kemudahan pengembangan Mahasiswa diperguruan tinggi swasta
d. Konsep Mutu
Konsep mutu atau manajemen mutu pada mulanya dikembangkan dalam dunia bisnis, sebagai takaran untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan organisasinya dalam menyeimbangkan persaingan usaha mereka yang semakin tajam. Namun kemudian, dalam perkembangan berikutnya konsep mutu diterapkan pula pada bidang lain seperti industri, pemerintahan termasuk bidang pendidikan.pengertian mutu itu sendiri dikemukakan oleh banyak pakar sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Walaupun terminology tentang mutu sangat bervariasi namun memiliki makna yang sama yaitu mutu dalam arti quality. Tjutju Yuniarsih (2003 :2) mengutip ungkapan beberapa ahli : phipip B. Crosby (1979) misalnya, yang berpendapat bahwa mutu yakni kesesaian terhadap persyaratan.
Sama halnya dengan konsep diatas, takaran mutu bagi Perguruan Tinggi pun tentu harus diukur dari dua hal, pertama: Tingkat kepuasan mahasiswa, lulusan serta masyarakat pengguan jasa pendidikan lainnya sebagai customers. Kedua, harus dilihat dari sudut pandang tugas dan tanggung jawab Perguruan Tinggi dan badan penyelenggara perguruan tinggi tersebut, dalam pengertian bahwa perguruan tinggi harus konsisten dalam memelihara mutu keseimbangan fungsi instrumental dan fungsi instrinsiknya. Fungsi instrumental mencerminkan kehendak mengedepankan antara nilai-nilai lulusan perguruan tinggi dengan kualifikasi kebutuhan pembangunan, sedangkan fungsi instrinsik memuat cita-cita membentuk pribadi-pribadi yang menghayati nilai-nilai universal. Integrasi kedua fungsi perguruan tinggi yang dimaksud dapat bermuara kepada ikhtiar memuliakan potensi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai peningkatan mutu lulusan UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta.
Metode analisis yang dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah analisa deskriptip yakni mengambil data-data dari kepustakaan, pengamatan langsung, serta dari pengalaman-pengalaman alumni.
C. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini dikemukakan beberapa saran. Pertama, unutk meningkatkan hasil belajar mahasiswa hendaknya setiap dosen dapat membuat dan merancang bahan ajar. Kedua, bahan ajar sebaiknya dilengkapi deng ilustrasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan waktu membacanya. Ketiga, dengan menggunakan bahan ajar yang dirancang dengan baik, maka waktu yang tersedia bagi dosen untuk membimbing mahasiswa lebih banyak.
Melihat dari bertambanya jumlah saingan yang ada, serta menilai dari perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, persaingan skill individu sangat ketat, sehingga perlu dirancangnya strategi peningkatan mutu yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu setiap universitas harus mampu mencetak bibit-bibit yang mempunyai bobot yang berkualitas.
[1] Universitas Islam Negri (UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik 2004-2005, h. 1
[2] Universitas Islam Negri (UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta. Rip 2005-20010 Rencana Induk Pengembangan. Tim Penyusun. 2005 Jakarta. h. 2
[3] Ibid.
4. Muhammada Ismail Yusanto dan Muhammad karebet Wijaya Kusuma, manajemen Strategi Persepektif Syariah, Khairul Bayan, Jakarta, 2003, cetakan ke 1, h. 5
[5] JS Badudu, dan Sutan Moh. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, jakarta, 2001, h. 1162
[6] Ibid
[7] Marmin, Tehnik dxan aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Manajemen, PT. Grameia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2004, h. 58.